Percaya atau gak, selain kekuatan
gaib…hahaha horor, the power of
kepepet mengalahkan segalanya. Berawal dari suatu kejadian yang di luar dugaan-di
luar harapan-di luar akal pokoknya, akhirnya aku memutuskan berangkat ke Jogja..SENDIRI!,
kepepet kegalauan..ecieee. Biasa ya? Itu bagi kebanyakan orang…bagi orang penakut
dan cewek rumahan kayak saya itu rekor yang seharusnya dapet penghargaan minim
predikat pemberanilah yeay! Standing applause to me!!!
Hampir tiap hari aku rempong ini
itu sama Madam oyo teman sekantorku, yang udah sering ke Jogja. Naik apalah?
Turun mana? Di Jogja aku musti ke mana? dan banyak pertanyaan sampai dia
mungkin kesal dan bilang “ perasaan kemarin udah Tanya deh” dan kujawab kan
kemarin tanya kali ini memastikan hahaha. Oke, Jadilah sore itu tepatnya abis
magrib (waktu Indonesia bagian Jemursari), sepulang kantor dan habis event
(remek.com) langsung minggat ke terminal
Bungurasih, dan sumpah ini pertama aku masuk kesitu. Singkat cerita, aku naik
bis Eka (sesuai saran Mbak Oyo) naik pukul 18.00 tepat…nah kebetulan sebelahku
mbak-mbak yang ramah, karena aku belum tahu Flyover Janti itu bentuknya kayak
apa yang merupakan tempat nantinya aku bakalan turun, Mbak ramah bernama Maya
itu nanti bakal kasih kode kalau udah mau turun..Alhamdulillah.
Pukul 01.00, aku sampai
Janti…sedikit Jet Lag pastilah, gak tahu mana barat mana timur, mana bangun
tidur pula ngenesnya lagi gak ada yang jemput gimana dong!!!. Aku putuskan
masuk supermarket, gak tahu mau beli apa yang jelas aku butuh waktu buat
balikin kesadaranku dulu. Sebenarnya di Jogja sudah ada teman SMA ku,
Alan…sebelumnya kita keep contact, tepat aku turun dari bis dianya not
responding. Pasti udah molor…ahhhhh tidakk!! Berharap ini mimpi buruk begitu
aku buka mata oke aku masih di kamarku ternyata tidakk..aku di bawah flyover,
seorang diri, dini hari pula. Ada taksi dan ojek di sana, niatku naik
taksi…pesan Ibuk dari rumah hindari dibonceng orang yang bukan muhrim, maap
Ibuk Uyunk lg berhemat jadi naik ojek deh. Dari permintaan Pak Ojeknya 30rb,
yeah…hasil tawar menawar dapat 20rb, sadar gak ada tempat tujuan akhirnya aku kasih
penawaran ke Pak Ojeknya bantu cari penginapan sampai dapat ntar aku kasih 35rb
syukurlah Bapak Ojeknya bersedia, cukup lama berputar-putar akhirnya dapat
penginapan yang gak jauh dari Jl.Malioboro tepat pukul 03.00. Dan temanku si
Alan, tetep belum bisa dihubungi….
Well!! Masih tentang Jogja,
seolah tempat ini tidak ada habisnya untuk dibicarakan dan gak ada bosennya
habisin waktu di Kota Gudeg itu. Pantas saja, kota ini kerap disebut sebagai
kota yang menyimpan sejuta kenangan menarik, dan siapapun yang kesana pasti
ingin kembali lagi kelak. Gak salah om Katon Bagaskara nyiptain lagu Yogyakarta
yang liriknya pas banget gambarin gimana Jogja. Baiklah….sambil memutar tembang
Jogja milik om Katon yang tergabung dalam Kla Project kulanjutin ceritaku
selama di Jogja, berawal dari hari pertama;
DAY 1
Setelah berhasil
dihubungi…yaiyalah dianya udah bangun dari molor dengan sejuta kelelahannya
hahahaa. Aku nunggu Alan di depan Benteng Vanderberg, sekedar informasi Alan
ini teman SMA ku, gak sebarapa dekat tapi ya tahulah…dulu dia cukup populer,
anaknya asyik….gebetannya cantik2…lahlahlah kok malah kupas tuntas si Alan
hahaha.
Sebelum Alan datang, aku sempet
di kepoin sama cowok yang ngakunya asli orang Jogja…pandangannya sedikit kabur
kali, helooo wajahku juga gak ada bagus2nya gini, pendek pula maunya apa coba
dari guaaaa…yg lebih baik banyak. Yeah…Alan muncul juga. Dia kayak pahlawan
gitu yang kayak pilem ultramen nolongin orang pas ada monster…keren sumpah
hahahaa.
Alan bawa dua teman, yang berwajah
Indonesia banget namanya Budi ternyata namanya juga Indonesia banget. Lalu yang
agak beningan hahaha beningan….namanya Imas. Oke masih belum bisa banyak
argument soal mereka, percaya saja mereka manusia-manusia baik yang dikirim
Allah buat nemenin uyunk selama di Jogja. Dan inilah wajah ketiga temanku itu......
Dari kiri : Budi-Alan-Imas |
Gunung Kidul, tujuan utama kita, rada galau awalnya karena sepanjang jalan di sana banyak pantai. Kami memutuskan berhenti di Pantai Sundak setelah menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan. Sekedar informasi…si Budi bareng adiknya ntah adiknya atau gebetannya yang jelas gak tepat, kan kasihan Imas jadi sendiri, tapi di sisi lain ya haknya Budi sih…oke kuulangi lagi aku belum berhak komen soal gimana mereka karena baru kenal.
Membahas soal Sundak, sekitar
tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang
berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak
laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si
landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si
anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan
rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang
melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua,
ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak
itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing)
dan landak. See!
Berikut beberapa foto dari Pantai SundakPantai Sundak Dari atas tebing |
Sundak Beach |
Sundak Beach |
Dari Pantai Sundak kita bergeser
tak jauh dari sana ada Pantai Krakal, karena tak jauh jaraknya maka jenis
pantainyapun gak jauh beda. Kami menaiki tebing yang menjorok ke laut lepas ya
udah kayak semacam di tanah lot-Bali gitu. Dan karena angin di atas tebing itu
cukup besar dan kita juga gak mau merusak momen liburan dengan derita “masuk
angin” akhirnya kami segera turun meninggalkan
tebing itu. Berikut beberapa gambar Pantai Krakal
Masih ingat tadi si Budi bawa
gebetannya, nah akhirnya kita pecah jadi dua formasi. Aku bertiga dengan Alan
dan Imas, sementara Budi entah kemana..yayaya baru sadar malam minggu waktu
itu, pasti sedang menikmati quality time dengan cewek manis yang katanya
“adiknya” hahaha. Nah..sementara Budi asyik dengan satnite-nya, kita bertiga
juga gak mau kalah asyik, gilaa kita laper banget…dari pagi cuma makan
semangkok soto selebihnya ini angin mulai bergemuruh di perut. Oke begitu liat
jajaran warung, Alan dan Imas lantas langsung parkir dan ternyata lebih dari
warung yang kita temukan, ini adalah bukit bintang yang sebelumnya sudah aku
liat di google…yeayyy we had dinner in the
star hills :D
AFTER THAT…nah
sedikit info, tadinya aku kasih judul post ini “PARADISE OF JOGJA” tapi karena
ada kejadian hilangnya Budi di malam minggu jadilah kuganti menjadi The Chronicles of Budi..ehhh Yogyakarta. Hahahaha
menurut kalian Budi hilang kemana? Ketiduran di tebing? Tersesat di jalan?
Kebawa ceweknya? Salah semua…Jadi, konon ceweknya itu harus segera masuk asrama
jadi Budi diturunkan di “sebuah jalan” yang nyarinya tu susahnya seolah gak
bisa diampuni. Bukan 100% salah Budi sih, ceweknya ya gitu nurunin di tempat
yang gak strategis, nah…Budi kasih infonya juga ganti-ganti, Alan dan Imas udah
kelelahan pastilah daya konsentrasi mereka kadarnya udah ngedrop, nah..apalagi
aku yang masih pobia gelap…segalanya menciut mulai dari pandangan, pendengaran,
bahkan sampai ingatan hahaha. Nah..karena mbuletnya si Budi Alan sudah marah2
tuh..Imas bawaannya tenang dan datar tapi kelelahannya juga gak bisa ditutupi.
Aku udah khawatir aja nih makhluk2 jangan2 ntar gelut lagi kalo ketemu….untung
si Alan keburu dapet telpon dari ceweknya, paling gak itu bisa meredakan
emosinya. Hari pertama berakhir sampai di sini, karena sesudah ini gak
ada`cerita lagi selain dunia dongeng dalam mimpi kita masing-masing.
DAY 2
Hari kedua bagiku dan hari
terakhir bagi 3 temanku, oke kita gambling bingung mau kemana karena jam 4
mereka harus cabut. Usai sarapan nasi bungkus mak2 gendong, kita berangkat
menuju puncak Suroloyo yang menurut GPS bisa ditempuh 1-2 jam. Setelah jalan
cukup jauh, GPS juga gak menjanjikan gitu akhirnya aku Tanya penduduk
setempat…nah ternyata Puncak Suroloyonya masih jauh mamen. Akhirnya kita
voting, mau balik apa lanjut? Aku jadi gak enak karena kita udah jauh banget dr
Jogja Kota dan balik dengan tanpa apa-apa.
Masih dengan rasa bersalahku, aku
iseng Tanya kasir alfa*** tempat yang gak jauh dari sekarang kami berada, nah
dia menyarankan ke Waduk Sermo. Keluar dari Alfa*** aku langsung bingar lagi
dan meminta mereka nyobain Waduk Sermo. Sejatinya ini bukan semata-mata aku
pengen, tapi aku mau mereka bisa lihat sesuatu yang menarik, secara mereka
sudah datang dari jauh. Nah…syukurlah kami semua sepakat mencari keberadaan
Waduk Sermo dan kita siap meluncur dengan panduan GPS tentunya.
Lagi2 kita kurang beruntung, kita
bukannya nemu waduk malah jalan yang sedang diperlebar. Gak sekedar rusak tapi
jalannya memang gak layak dilalui. Wow!! Rasanya pengen maki diri sendiri…bodoh
deh!!!. Niat pengen bikin temen seneng malah hasilnya zonk…maap ya temen2.
Eitzzz!! Dibalik celah-celah pepohonan, kita bisa liat waduk di bawah sana…nah
itu waduk sermo yang kita cari..Alhamdulillah ya Allah. Dan inilah waduk yang
sedang kita cari itu…..
Waduk Sermo |
Sisi kanan: bukit miring waduk Sermo |
Waduk Sermo |
*EDISI PERPISAHAN*
Seperti yang aku bilang, jam 4,
ketiga temanku ini musti cabut. Oke karena gak ada ide aku musti ngapain
jadilah aku nganter mereka ke Stasiun Lempuyangan. Nah…ini Cuma nganter temen
lo, gak tahu kenapa rasanya berat banget, liat punggung-punggung mereka serasa
mau mewek…Duh ada apa dengan saya?. Bisa jadi karena takut sendiri, tapi ini
Jogja woi,,gak mungkin kesepian. See u Alan, Budi, Imas…terima kasih sudah mau
mengukir jejak di Jogja sama-sama. Semoga kelak bisa ketemu lagi ya
teman-teman.
Nah…kayaknya aku udah mulai
berani menilai mereka, ya berkat beberapa waktu bersama;
Alan : karena dia teman SMA ku jadi aku gak banyak berargumen, baik
sudah pasti…temanku gak ada yang
jahat, kalo jahat masuknya gak dalam zona pertemananku tapi zona jeruji hehehe.
Narsis jangan ditanya, banyak
tingkah kalau ada kamera hahaha. Uyunk doakan makin betah di Lampung tapi tidak melupakan
Surabaya, makin banyak teman yang mengisi hari-harinya, dan langgeng dengan pemilik hatinya yang
sekarang.
Budi : Dia sering menghakimi dirinya sendiri sebagai orang yang
ngeselin, padahal justru itu yang bikin
ngeselin, mustinya dia itu bisa banggain dirinya sendiri. Oke, Budi ini mungkin
model orang yang suka bertindak
tanpa mikir ke depannya gimana, karena baginya resiko itu baru dihadapi setelah terjadi bukan direncanakan
untuk terjadi.hahaha kalo salah jangan marah lo Bud..kan uyunk bukan peramal. Plusnya adalah, dia
ada kadar ringan tangan dalam hal nolong teman, tapi…kurang beruntung dalam hal cinta, banyak gebetan
tapi gak ada yang pasti wkkwwkkw #kabuurrrr!!
:p
Imas : Nah..11:12 kayak Mika X-Factor ini, udah kayak laut dalam dah
susah banget ditebak. Ekspresinya pun
permanen tenang gitu, jadi mau dia marah, seneng, sedih, jengkel ya wajahnya gitu-gitu aja tetep cool dan datar hahaha. Gak
bisa berkata-kata lagi deh…
The Last Day
Nah kali ini aku murni sendiri di Jogja, abis nganter temen-temenku itu aku masih yang rada galau gitu kebawa suasana hahahha. Untung seabis magrib sepupuku segera jemput aku dan makan-makan deh hahaha. lalu sekitar jam 9 malam begitu sudha dianter pulang ke penginapan aku balik keluar lagi. Sepanjang jalan Malioboro tampakanya tak ada sepinya, penyanyi jalanan seperti yang dituangkan dilagunya Om Katon emang bener. Nah...puas menyusuri Malioboro seorang diri sampai pukul 12an, aku balik penginapan dan kembali home sick nepon temen2...ngeluh pengen pulang (Ardi, Dian, Yani...thx ya malam2 udah mau ku telpon2 hahahaha)
Paginya, sesuai rencana aku ke Benteng Vrederburgh bersama kedua teman baruku dari Jakarta, sebelumnya kita mampir bentar ke Palang jalan Malioboro...hahaha katanya kan gak afdol kalo belum foto di situ, jadi kita ngikut arus deh foto2 di sana...Pamer foto ahhhh
dari kiri: Uyunk-Angga-Fitri |
Dari Kiri : Uyunk-Mbak Yusni-Mbak Indah |