Jumat, 31 Oktober 2014

Pacitan, LET’S ROCK!!!! “Pack your bag, and go backpacking..” (De Journal)


Kepala ini terasa panas dan ingin meledak tatkala berminggu – minggu bergumul dengan pekerjaan dan segala kesibukan serta rutinitas yang kadang bikin jenuh. Sesekali terselip keinginan untuk nggembel lagi. Eh..sorry bro aku udah kerja, gak segembel dulu, meski belum jadi bos tapi buat jalan2 udah gak perlu sengenes dulu, meskipun yang ngenes itu justru jadi tak terlupakan ya….maybe

Emm…maybe I am not a good writer but I want to share my adventure, sekian dulu bahasa Justin Biebernya. Aku ada cerita dari Pacitan nih…..siap dengerin? Layaknya buku harian, baik akan saya mulai kisahnya yaa

Nah..sepanjang pengalaman mbolangku, sedikit banget yang pake rencana. Biasanya berbekal, ada keinginan, ada waktu, ada duit, ada ijin Ibuk (maklum anak bungsu bro!), cabut sudah….kali ini beda. Pacitan, kita udah bikin rencana hampir sebulanan, ibarat telur gak cuma mateng, udah netes, udah lari jadi itik. Tapi yang namanya orang lain, kadang susah diatur, diajak enak susah..pas susah ngeluh! Setdah…rencana yang harusnya kita berangkat ber-enam alhasil nyusut cuma 4, eitz! Tapi semangat kita gak nyusut kok, dengan semangat berkobar kita ninggalin kota pahlawan pukul 09.00 (pagi) padahal rencana awal sih 09.00 malem loh! Hahahaha
si putih yang tak kenal lelah hahaha

YES! we're Friend : Dari kiri, Mas Kikuk-Nurul (Me)-Nafisa-Mas Dian







Yang kami lalui>>> Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun-Ponorogo-PACITAN!!
Kira-kira pukul 15.00 waktu setempat, tgl 26 Oktober 2014, aku lupa di daerah Ponorogo atau Pacitan, perut kita keroncongan, udah melewati jam makan siang. Kita berhenti di Ayam Geprek. Argghh…kita ini kayaknya termakan sama pamflet kuning cerah nan menarik sepanjang jalan. Pas udah di resto itu, oke tempatnya memadai, tapi masalahnya kita bukan mau beli tempat makan keles, kita butuh makanannya. Iya sih, untuk tempat nyaman dan bersih kita acungin jempol, cuma makananya ini loh…masak resto segede itu cuma ada 1 menu, ayam geprek doang. Karena udah kelaparan, kita pasrah aja deh..pokoknya makan dulu….kita beli 1 ekor, mau tau rasanya? Ibarat jarum kompas, dia gak bisa diem muter terus karena bingung nentuin arah, sama halnya kita yang tak tahu rasa ayam ini. rasanya lo…kalo kata Mas Dian “rasane ora ngalur, ora ngidul” kalo ditranslate bahasa Justin Bieber thats very semrawut wkwkwkwk. Bagi kalian yang lewat resto ini, sebelum mampir pikir-pikir dulu deh

 
Menurut info, Bumbu meresap sampai tulang lo!












AYAM GEPREK! CAPEK DECH!!




Namanya juga makan, enak gak enak efek kenyang pastilah muncul!. Setelah dahaga lapar kami terpadamkan, kita melanjutkan perjalanan. Jujur yee…pas ini sebenarnya aku gak enak badan, pengen curhat sama temen-temen tapi gengsi, jelek-jelek gini harga diriku cukup patut dihargai…hahhaa piye to, lanjut cerita deh.

Mas Kikuk sudah beberapa kali bilang, kita bakal melalui jalan tengah gunung yang gak ada jalan lurus. Aku khawatir, cemas, hatiku bertanya..hatiku curiga..mungkinkah kutemui eihhh ini lagunya Sherina bukan sih! Hahhaha. Stop! Back to the story! Aku pasrah aja deh,,,gak mungkin juga kan aku turun di tengah jalan, atau balik sendiri ke Surabaya.
Andai kalian dalam kondisi sehat, sebenarnya menyenangkan loh..berasa naek roller coster, tapi untuk yang kurang fit macam akika, siap2 ngerasain apa yang aku alami deh. Aku pikir dengan tutup mata, bakal bikin baik-baik saja. Kalau boleh sedikit lebay…rasanya ya waktu itu perutku penuh angin, lalu angin naik di dada jadi sulit napas. Hahaha…im give up, mabuk dah…ayam gepreknya terkuras dari perutku.

Malam itu, pengennya sih segera dapat penginapan dan bisa istirahat. Tapi takdir berkata lain, semua penginapan, hotel, kos, cottage, villa di Negara Pacitan penuh. Entahlah itu orang dari mana yang menuh2in. Yang jelas, kita bukan termasuk yang dapat penginapan. Eh waktu muter2, ada pengalaman yang sedikit menggelitik, di Pacitan itu ya ada sebuah jalan, aku lupa sih tepatnya di mana. Yang jelas di sepanjang jalan itu, sisi kanan dan kiri dimanfaatkan para remaja setempat sebagai destinasi “wisata asmara”, giling…bengong aku liat mereka, bukan pengen keles! Tapi malu….ahh sudah sekian kisah bab ini, lanjut pencarian tempat tidur aku dan temen-temen aja yaaa

Finally…
Kami lelah berputar tanpa tujuan di Kota Pacitan, malam makin larut, rasa lengket dan asem juga bikin kita pengen lekas mandi. Bismillah..akhirnya malam itu  kita numpang di Baitullah, numpang sholat, numpang mandi, numpang parkir, sampai numpang tidur……bagi kalian yang kebetulan mengalami nasib kayak kita, Masjid Agung Pacitan bisa dijadikan refrensi saat kalian nggak dapet penginapan. Banyak keuntungan kok, lahan parkir luas dan insllah aman, ibadah kita lancar, dan yang paling penting, hemat!. Cuma masukin uang seikhlasnya di kotak amal, nah..pahala kan! :D


PANTAI TELENG RIA
Objek wisata Pantai Teleng Ria ini berada di Kabupaten Pacitan, sekitar 3 km dari pusat kota. Hanya butuh 10 menit untuk mencapai pantai ini dari alun-alun kota. Kabupaten Pacitan terletak di pantai selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah jadi model pantainya, penampakannya gak jauh beda sama pantai-pantai lain di sepanjang pesisir pantai selatan

Meski pantai-pantai di Pacitan ombaknya tergolong besar, di Teleng Ria ini kita masih bisa mendekati bibir pantai dan berkejaran dengan ombak. Bagi kalian yang suka fotografi, banyak spot dan ide menarik yang bisa kalian ciptakan di sana, kalau aku mah fotografer abal-abal yang penting narsis hehehehe….tanpa banyak bicara lagi, mari langsung saksikan penampakan aku dan Teleng Ria

fisa & uyunk

Dian: I dont want to look back

hamparan bukit yang menghadap Teleng Ria
TELENG RIA
  
PANTAI KLAYAR
Siapa sih yang nggak tahu Panati Klayar, Primadona pantai di Pacitan ini. Seperti yang dilansir YogYes Klayar terletak kurang lebih 45 km sebelah barat Pacitan dan dapat dicapai dengan sepeda motor ataupun mobil. Perjalanan menuju ke sana adalah sebuah tantangan tersendiri yang akan memacu adrenalin karena jalan yang sempit dan rusak di beberapa bagian, kelokan tajam serta rute naik turun perbukitan. Ada beberapa ruas dengan tanjakan dan turunan cukup ekstrim. Namun demikian, keindahan pemandangan bukit dan lembah hijau akan menemani sepanjang perjalanan.

Dan, aku membuktikan sendiri lo gimana tantangan dan seindah apa pemandangan alam yang ditawarkan. Kita banyak melewati perbuktian kapur, tak jarang bukit-bukit tersebut membentuk bebatuan besar yang eksotik, belum lagi jika ada batu kapur nan putih, bener-bener terlihat unik.

Nah, kalau sudah sampai di Klayarnya, jangan cuma kagum dan manggut-manggut segera keluarkan amunisi fotografi kalian. Disana banyak spot yang bisa kalian bidik. Tapi juga jangan lupa, taati aturan dan rambu yang ada, jangan meremehkan segala peringatan setangguh apapun kalian, karena kalian tahu? Ombaknya ngeri, gede dan seolah mampu menyeret apapun yang tersentuh olehnya. Oke, berikut Klayar yang berhasil direkam oleh kamera tim mbolangku…..cekidot!!!

Jalan ala korea ini bisa ditemui saat menuju Klayar

Klayar : dari atas Bukit

Me : maaf narsis

Gaya Katak lompat ala mas kikuk

Klayar from above!!!!

Mas Dian : dia kesini rencana mau bunuh diri untung kita cegah hahahaha

Fisa : "Andai emas disampingku mungkin aku tak sendiri"


 Nah...sekian dulu ya cerita mbolangku episode Pacitan, oia soal foto selain foto pertama semua foto murni tanpa editan, jadi jangan khawatir tertipu, ku share apa yang kulihat!
SALAM RANSEL!