Emm…maybe I am not a good writer but
I want to share my adventure, sekian dulu bahasa
Justin Biebernya. Aku ada cerita dari Pacitan nih…..siap dengerin? Layaknya
buku harian, baik akan saya mulai kisahnya yaa
Nah..sepanjang
pengalaman mbolangku, sedikit banget yang pake rencana. Biasanya berbekal, ada
keinginan, ada waktu, ada duit, ada ijin Ibuk (maklum anak bungsu bro!), cabut
sudah….kali ini beda. Pacitan, kita udah bikin rencana hampir sebulanan, ibarat
telur gak cuma mateng, udah netes, udah lari jadi itik. Tapi yang namanya orang
lain, kadang susah diatur, diajak enak susah..pas susah ngeluh! Setdah…rencana
yang harusnya kita berangkat ber-enam alhasil nyusut cuma 4, eitz! Tapi semangat
kita gak nyusut kok, dengan semangat berkobar kita ninggalin kota pahlawan
pukul 09.00 (pagi) padahal rencana awal sih 09.00 malem loh! Hahahaha
YES! we're Friend : Dari kiri, Mas Kikuk-Nurul (Me)-Nafisa-Mas Dian |
Yang kami lalui>>>
Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun-Ponorogo-PACITAN!!
Kira-kira pukul 15.00 waktu setempat, tgl 26
Oktober 2014, aku lupa di daerah Ponorogo atau Pacitan, perut kita keroncongan,
udah melewati jam makan siang. Kita berhenti di Ayam Geprek. Argghh…kita ini
kayaknya termakan sama pamflet kuning cerah nan menarik sepanjang jalan. Pas udah
di resto itu, oke tempatnya memadai, tapi masalahnya kita bukan mau beli tempat
makan keles, kita butuh makanannya. Iya sih, untuk tempat nyaman dan bersih
kita acungin jempol, cuma makananya ini loh…masak resto segede itu cuma ada 1
menu, ayam geprek doang. Karena udah kelaparan, kita pasrah aja deh..pokoknya
makan dulu….kita beli 1 ekor, mau tau rasanya? Ibarat jarum kompas, dia gak
bisa diem muter terus karena bingung nentuin arah, sama halnya kita yang tak
tahu rasa ayam ini. rasanya lo…kalo kata Mas Dian “rasane ora ngalur, ora ngidul” kalo ditranslate bahasa Justin
Bieber thats very semrawut wkwkwkwk.
Bagi kalian yang lewat resto ini, sebelum mampir pikir-pikir dulu dehAYAM GEPREK! CAPEK DECH!! |
Namanya juga
makan, enak gak enak efek kenyang pastilah muncul!. Setelah dahaga lapar kami terpadamkan,
kita melanjutkan perjalanan. Jujur yee…pas ini sebenarnya aku gak enak badan,
pengen curhat sama temen-temen tapi gengsi, jelek-jelek gini harga diriku cukup
patut dihargai…hahhaa piye to, lanjut cerita deh.
Mas Kikuk sudah
beberapa kali bilang, kita bakal melalui jalan tengah gunung yang gak ada jalan
lurus. Aku khawatir, cemas, hatiku bertanya..hatiku curiga..mungkinkah kutemui
eihhh ini lagunya Sherina bukan sih! Hahhaha. Stop! Back to the story! Aku pasrah aja deh,,,gak mungkin juga kan
aku turun di tengah jalan, atau balik sendiri ke Surabaya.
Andai kalian
dalam kondisi sehat, sebenarnya menyenangkan loh..berasa naek roller coster,
tapi untuk yang kurang fit macam akika, siap2 ngerasain apa yang aku alami deh.
Aku pikir dengan tutup mata, bakal bikin baik-baik saja. Kalau boleh sedikit
lebay…rasanya ya waktu itu perutku penuh angin, lalu angin naik di dada jadi
sulit napas. Hahaha…im give up, mabuk dah…ayam gepreknya terkuras dari perutku.
Malam itu,
pengennya sih segera dapat penginapan dan bisa istirahat. Tapi takdir berkata
lain, semua penginapan, hotel, kos, cottage, villa di Negara Pacitan penuh.
Entahlah itu orang dari mana yang menuh2in. Yang jelas, kita bukan termasuk
yang dapat penginapan. Eh waktu muter2, ada pengalaman yang sedikit
menggelitik, di Pacitan itu ya ada sebuah jalan, aku lupa sih tepatnya di mana.
Yang jelas di sepanjang jalan itu, sisi kanan dan kiri dimanfaatkan para remaja
setempat sebagai destinasi “wisata asmara”,
giling…bengong aku liat mereka, bukan pengen keles! Tapi malu….ahh sudah sekian
kisah bab ini, lanjut pencarian tempat tidur aku dan temen-temen aja yaaa
Finally…
Kami lelah berputar tanpa tujuan
di Kota Pacitan, malam makin larut, rasa lengket dan asem juga bikin kita
pengen lekas mandi. Bismillah..akhirnya malam itu kita numpang di Baitullah, numpang sholat,
numpang mandi, numpang parkir, sampai numpang tidur……bagi kalian yang kebetulan
mengalami nasib kayak kita, Masjid Agung Pacitan bisa dijadikan refrensi saat
kalian nggak dapet penginapan. Banyak keuntungan kok, lahan parkir luas dan
insllah aman, ibadah kita lancar, dan yang paling penting, hemat!. Cuma masukin
uang seikhlasnya di kotak amal, nah..pahala kan! :D
PANTAI TELENG RIA
Objek wisata Pantai Teleng Ria ini
berada di Kabupaten Pacitan, sekitar 3 km dari pusat kota. Hanya butuh 10 menit
untuk mencapai pantai ini dari alun-alun kota. Kabupaten Pacitan terletak di
pantai selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah jadi model
pantainya, penampakannya gak jauh beda sama pantai-pantai lain di sepanjang
pesisir pantai selatan
Meski pantai-pantai di Pacitan
ombaknya tergolong besar, di Teleng Ria ini kita masih bisa mendekati bibir
pantai dan berkejaran dengan ombak. Bagi kalian yang suka fotografi, banyak
spot dan ide menarik yang bisa kalian ciptakan di sana, kalau aku mah
fotografer abal-abal yang penting narsis hehehehe….tanpa banyak bicara lagi,
mari langsung saksikan penampakan aku dan Teleng Ria
fisa & uyunk |
Dian: I dont want to look back |
hamparan bukit yang menghadap Teleng Ria |
TELENG RIA |
PANTAI KLAYAR
Siapa sih yang nggak tahu Panati Klayar, Primadona pantai
di Pacitan ini. Seperti yang dilansir YogYes Klayar terletak kurang
lebih 45 km sebelah barat Pacitan dan dapat dicapai dengan sepeda motor ataupun
mobil. Perjalanan menuju ke sana adalah sebuah tantangan tersendiri yang akan
memacu adrenalin karena jalan yang sempit dan rusak di beberapa bagian, kelokan
tajam serta rute naik turun perbukitan. Ada beberapa ruas dengan tanjakan dan
turunan cukup ekstrim. Namun demikian, keindahan pemandangan bukit dan lembah
hijau akan menemani sepanjang perjalanan.
Dan, aku membuktikan sendiri lo
gimana tantangan dan seindah apa pemandangan alam yang ditawarkan. Kita banyak
melewati perbuktian kapur, tak jarang bukit-bukit tersebut membentuk bebatuan
besar yang eksotik, belum lagi jika ada batu kapur nan putih, bener-bener
terlihat unik.
Nah, kalau sudah sampai di
Klayarnya, jangan cuma kagum dan manggut-manggut segera keluarkan amunisi
fotografi kalian. Disana banyak spot yang bisa kalian bidik. Tapi juga jangan
lupa, taati aturan dan rambu yang ada, jangan meremehkan segala peringatan
setangguh apapun kalian, karena kalian tahu? Ombaknya ngeri, gede dan seolah
mampu menyeret apapun yang tersentuh olehnya. Oke, berikut Klayar yang berhasil
direkam oleh kamera tim mbolangku…..cekidot!!!
Jalan ala korea ini bisa ditemui saat menuju Klayar |
Klayar : dari atas Bukit |
Me : maaf narsis |
Gaya Katak lompat ala mas kikuk |
Klayar from above!!!! |
Mas Dian : dia kesini rencana mau bunuh diri untung kita cegah hahahaha |
Fisa : "Andai emas disampingku mungkin aku tak sendiri" |
Nah...sekian dulu ya cerita mbolangku episode Pacitan, oia soal foto selain foto pertama semua foto murni tanpa editan, jadi jangan khawatir tertipu, ku share apa yang kulihat!
SALAM RANSEL!
Keren ya :-) moga2 kapan2 aku bisa mengunjungi tempat yang kalian kunjungi. Eh, tapi kalian ga ke salah satu goa2 ya? Maksudnya c sekalian numpang pengen tau ceritanya plus gambar2nya, hehehe...
BalasHapus1 yang ada dipikiranku ketika mendengar Pacitan, yaitu jalannya itu loh yang ga nguati. Ibaratnya kita harus melewati hujan badai sebelum melihat indahnya pelangi..
Mami, kita ngejar waktu mi, takut keburu gelap. Abis jalanya serem gitu hehehe bahaya kalo gelap. Ditambah lagi pas kita kesana itu liburan suro. huuuuu rame tingkat dewa. Loh mi? belum diajak kesana sama papi? jadi selama ini papi cuma ngajak kencannya di belakang perpus? TERLALU wkwkwkkwwk
Hapus