Rabu, 11 Juli 2012

Sinopsis Taiyou No Uta

Matahari, sudah bukan hal yang baru lagi jika salah satu benda langit tersebut kala pagi hari kerap kali dinantikan banyak orang. Terutama bagi mereka yang punya anak bayi, karena membawa sang bayi dibawah terik matahari pagi sangat dianjurkan oleh dokter (dokternya keponakan saya :P). Kemudian kala siang hari, sinar teriknyapun juga tetap dinantikan oleh sebagian orang yang memang membutuhkan sinar matahari untuk mendukung aktivitasnya. Dan baik buruknya sinar sang surya itu, ternyata ada orang yang sangat dilarang untuk bertemu dengan sang bola api ini (aku bilang orang ya, bukan vampire loh). Namun bukannya orang ini sedang merawat tubuhnya agar tidak hitam sepert saya, dia menghindari sinar matahari karena sinar itu bisa membuatnya mati. Orang tersebut adalah gadis cantik berusia 16 tahun, dia memiliki nama Amane Kaoru (di perankan oleh YUI), gadis yang menderita XP (xeroderma pigmentosum) penyakit takut matahari yang sangat jarang penderitanya di dunia ini.

 Setiap harinya Kaoru hidup layaknya kelelawar, dimana siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Siang hari dia menghabiskan waktu di depan jendela kamarnya, setelah lelah kemudian tidur dan begitu senja mulai merayap kaoru lantas bangun dan bersiap menghirup udara di luar rumah. Ada satu objek menarik yang membuat kaoru terpana saat melihat aktivitas orang-orang pada siang hari dari balik jendela kamarnya, yakni seorang anak laki-laki, seorang cowok SMA yang selalu membawa papan surf sambil menunggu di halte bus yang berseberangan di depan rumah Kaoru. Cowok itu bernama Fujishirou Kouji (Takashi Tsukamoto). Kalau dilihat lebih cermat sosok Fujishirou Kouji ini mirip lee min hoo (itu lo pemeran BBF, drama korea).

Pada suatu malam dimana kaoru biasa keluar ditemani gitarnya, dia di taman dan mulai menyanyi dengan iringan petikan gitar dari jari lentiknya. Kouji tiba-tiba malam itu melintas di depannya, dia terlihat tengah berjalan di trotoar menuju rumahnya yang entah seberapa jauh lagi. Entah kerasukan setan dari mana, Kaoru mengejar Kouji sampai tak sengaja mendorongnya dari belakang hingga si cowok itu terjatuh. Dengan gugup, panik, dan ngos-ngosan Kaoru mulai memperkenalkan dirinya, 
"Amane Kaoru desu! 16sai desu! Kareshi wa imasen!". Dan si cowok itu hanya melongo, ditambah si Kaoru nyebutin statusnya lajang dan makanan favoritnya adalah pisang. Untung saudari kaoru si gadis manis berkacamata (entah saudara ipar atau apa, saya kurang tahu) segera menarik kaoru dan membawanya pergi menjauh dari cowok itu dan berkali meminta maaf atas perbuatan kaoru.



Akhirnya pada suatu malam, kaoru memetik gitar di halte yang berada didekat urumahnya, tempat dimana kala siang hari Kouji (cowok idamannya) duduk ditemani papan surfnya. Kouji mendengarkan suara Kaoru saat ia menyanyi sambil memetik gitar, ia terpesona pada suara Kaoru yang luar biasa,
“apa judul lagu yang baru saja kamu nyanyikan?” tanya kouji dengan heran
“aku belum menentukan judulnya” kaoru menjawab dengan polos, cowok itu semakin kagum dengan gadis disampingnya, meskipun pertemuan pertama mereka kurang menyenangkan tapi itu tidak membuat kouji ilfil pada kaoru. Bahkan kouji menjanjikan kaoru akan menyaksikan dia bernyanyi di malam berikutnya.

Singkat cerita, malam itu mereka pergi ke taman, tempat dimana biasanya kaoru menyanyi. Namun sayang tempat itu sudah dipakai orang lain.Melihat kaoru putus asa, kouji lantas mengajak gadis itu ke kota, disinilah bunga cinta dua anak manusia ini mulai tumbuh. Kaoru seakan tenggelam dalam kekaguman meliah keramaian kota yang belum pernah dilihatnya, tanpa terasa kebersamaan mereka sudah terlalu lama, kouji sengaja membawa kaoru ke tepi pantai untuk menyaksikan matahari terbit (disinilah mereka jadian). MATAHARI!!!, mempertemukan kaoru dengan matahari sama saja dengan membunuhnya. Dengan gugup, takut kaoru berlari menuju pintu rumahnya, dan dia berhasil mencapai gagang pintu tepat saat kilatan sang surya mulai jatuh ke kulit bumi. Kouji hanya diam dan mlongo melihat tinadakan kaoru dan keluarga kaoru yang berlebihan, dan dia baru mengerti sekaligus tidak percaya bahwa gadis yang sejak semalam bersamanya mengidam penyakit yang mematikan jika terkena sinar matahari. 


 Kaoru memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka (di saat mereka baru beberapa jam jadian), ia merasa mereka tidak punya harapan untuk bersama. Tapi si Kouji ini sekalipun bodoh dan malas-malasan tetap ngotot mempertahankan Kaoru, ia bekerja menyuci kapal-kapal dipelabuhan demi mendapatkan uang, bahkan sampai menjual papan surf kesayangannya demi Kaoru agar ia bisa rekaman. Kouji merasa sangat sayang bakat bermusik Kaoru yang besar, seharusnya lagu dan nyayiannya bisa dinikmati semua orang.Waktu pun berlalu. Kaoru bersama ayah dan ibunya pergi kepantai untuk melihat Kouji bermain surfing. Kondisi Kaoru yang semakin parah membuatnya menggunakan setelan pelindung yang sudah sekian lama tidak mau dipakainya. Ia menatap aksi Kouji dalam bermain surfing sembari duduk di kursi roda

 
Akhir ceritanya gimana??? Hmm, kita akan melihat tubuh Kaoru diselimuti puluhan bunga matahari pada sebuah peti mati. Di akhir cerita, lagu yang sempat direkam Kaoru pun terdengar diputar disebuah radio. Kouji beserta teman-teman dan keluarga Kaoru mendengarkan CD Kaoru yang akhirnya dirilis. Harapan Kaoru terwujud seiring dengan lagunya yang sukses. Bagi yang melankolis, sebelum liat film ini siapkan tissue, karena pasti akan      membuat kamu-kamu yang melankolis meneteskan air mata.[NRL]