Rabu, 29 Juni 2016

Yuk Main ke Tana Toraja


Dear traveler…terutama yang masih pemula macam saya :D
Masih hangat diingatan saya tentang pelajaran geografi dan kewarganegaraan saat masih duduk dibangku SMP. Guru saya menjelaskan tentang salah satu daerah di belahan bumi bagian Sulawesi, tepatnya Tana Toraja…tapi kali ini saya bukan ingin membahas toraja dari segi ilmu kewarganegaraan maupun geografi loh. Ya…tentang adat dan budaya mereka yang unik, dari dulu penasaran pengen kesana, dan ALHAMDULILLAH tanggal 9-12 Juni 2016 kemarin, diberi kesempatan oleh Allah main ke toraja. Tanpa ada niat pamer ya teman…hanya sekedar berbagi cerita. Dan inilah sepenggal perjalanan saya di Tana Toraja.

*Itinary lengkap bisa copas link di bawah ini ya 
https://drive.google.com/open?id=0B4zngAbvUFYhb1ZxdThpTXlJQzg

09 Juni 2016 _FLIGHT SBY-UPG
Jauh sebelum berangkat, bersama rekan saya Mbak Ignasia Loyola ( mama oyo), kita sudah menyusun Itin yang lumayan lengkap dan rapi. Mulai dari plan A,B, bahkan C sudah dibuat agar selama trip waktu kita benar-benar maksimal. Nah, kita ambil penerbangan pagi pukul 05.30 WIB, kemudian sampai di Bandara Hassanudin pukul 08.00 WITA (selisih 1 jam pemirsa, jamku masih jam 07.00 WIB), pesawatnya ontime banget!. Mengingat BUS ke Toraja jam 09.00 WITA, kita buru-buru meninggalkan Bandara dengan taksi BSW menuju pool bis Bintang Prima. Ada banyak pilihan bis, lihat di mailist aja sebelum mutusin pake bis yang mana, karena di mailist kan paling update dan paling apa adanya ceritanya orang-orang :D. Intinya sih, bisnya ok2 kok, gak ada yang bocel-bocel macam Damri ato Kopaja. Mulus-mulus.Oia, dari Bandara ke Pool bis nggak terlalu jauh kok, butuh waktu kira-kira 20 menitanlah ( dengan taksi, kondisi jalan ramai lancar).
Dan inilah tiket kita, Makassar-Toraja
Ini bis yang akan nganter kita ke Toraja

Dan ini adalah wajah rembes kita, kursinya enak bisnya lebar, di bawahnya ada semacam bantalan biar kaki nggak menggantung ( nggak enak kan digantung hehehee)

bisnya molor setengah 10. Kita memutuskan naik bis Bintang Prima. Karena kalo gak salah pool bisnya paling dekat sama Bandara. Perjalanan berangkat ini memang disarankan ambil pagi, karena pemandangannya keren banget, kanan bukit-bukit tinggi, kiri pantai. Benar-benar membuat mata nggak rela mau merem. Nah, selama naik bis ada 1 pemberhentian, kesempatan untuk makan. Saranku mendiang nggak usah makan, karena selain mahal, makanannya juga nggak enak ( menurutku loh!), mending sedia makanan di tas yang siap ngganjel perut.
Pukul 18.30 kita sampai di Toraja, tepatnya di kota RantePao (pusat kota Toraja) . Total perjalanan Bis 10 jam. Kita lantas menuju penginapan yang sudah kita book sebelumnya “WISMA MONIKA”.
kita bisa santap nasi goreng dan roti bakar tiap pagi di sini *FREE
DAY 1 : 10 Juni 2016-TORAJA UTARA
Pagi Toraja….!! Sarapan dulu sebelum keliling, mumpung penginapan nyediain sarapan. Kan lumayan nggak perlu keluar budget makan pagi. Eh, si Bapak pemilik wisma monika baik loh, kita dibuatin peta wisata dadakan. Ya selanjutnya aku sama temenku kelilingnya mengacu pada peta itu.
Kunjungan kita di mulai dari Makale (Toraja Utara), tepatnya Burake. Itu patung Jesus dan Bunda Maria yang konon patung Jesusnya itu 5 meter lebih tinggi dari yang ada di Brazil. Di sana banyak orang muslim kok, termasuk aku. Jadi jangan berpikir merasa minoritas. Lagipula warga Toraja itu ramah dan seolah bangga banget ada pengunjung yang datang ke “rumah” mereka. Dan ini beberapa jepretan dari Burake;
Akses jalan menuju patung
Pintu Gerbang Burake (kalo udah nemu ini, dijamin jalan anda benar)

itu patung Bunda Maria, bagi kalian yang non muslim bisa sekalian berwisata religi
            

Jadi, akses menuju ke patung ada 2 jalan, bisa lewat jalan ini (dari belakang patung), jalannya masih ancur pemirsa
ini pemandangan di sekitar patung Bunda Maria, hmmm sejuk di mata ya.......

view yang sama dengan sebelumnya tapi dengan kamera yang berbeda 
Nah, jalan yang ada 2 yang kumaksud, inilah jalan lain di bagian depan, berupa anak tangga yang panjang banget (lumayan bakar kalori)
Dari Burake, kita geser sedikit ke Lemo. Htm semua wisata rata-rata Rp. 10.000, jadi aku sama temenku sedari awal sudah sediain pecahan 5rb dan 10rb. Lemo itu apa? Kuburan pasti (huuuu…serem), jadi jenazah-jenazah itu pada duduk di tebing gitu, ada saatnya jenazah itu bajunya diganti juga loh. Itu para jenazah yang sudah melalui sebuah upacara, yang membutuhkan puluhan bahkan ratusan kerbau/sapi. Bagi yang belum ada dana, jenazah tetap di rumah, diperlakukan seperti orang yang masih hidup. Bahkan ada jenazah yang masa tunggunya sekitar 30 tahun (tentu diawetkan dengan cara mereka). Ini beberapa jepretan dari Lemo;




bukti otentik 1 ( hoi kita di LEMO)
bukti otentik 2
Bukti otentik 3 :D
Eh pemirsa, kita ada sedikit intermezzo. Kita traveler ala-ala yang nggak patut ditiru, masuk segala wahana wisata tanpa tahu itu di sana ada apa hahaha. Jadi kan kita masuk ke Londa, mau googling nggak ada sinyal pemirsa. Pas kita Tanya penjaganya (loketnya gak ada orang jadi kita main masuk), ada orang di warung-warung gitu, waktu kita Tanya Londa itun apaan, orang itu langsung jawab dengan dialek khas toraja “sebentar, kita ambil lampu dulu” wah…jangan2 Londa adalah sebuah gua, dan ternyata benar, jadi kita sama-sama undur diri dengan santun dan elegan hahaha kita berdua sama-sama nggak berani masuk gua hahaha jadi kalo Tanya kita tentang Londa, kita hanya bisa jawab Londa adalah Goa, udah gitu aja :D

Saatnya ke Kete Kesu, jajaran tongkonan yang Toraja banget. Eh aku cerita sedikit soal hawa di toraja, sejuk mamen. Kalo panas dikit lantas gerimis romantic, lalu sejuk lagi, gitu terus. Entah setiap harinya gitu atau kebetulan pas aku kesana sedang musim sejuk torajanya hehehe. Aku pamerin aja si Kete Kesunya, kalo mau tahu sejarah atau seluk beluknya geser ke Wikipedia aja ya pemirsa :D.

Kiteorang belum siap, sudah ke jepret, tapi tak apa,,,,,bagus
Assalamualaikum Toraja
abaikan orangnya
DAY 2 : 11 Juni 2016-TORAJA SELATAN
Sesudah sarapan, kita meluncur menuju Toraja bagian selatan. Nah sebelumnya kita sekalian check out tapi kita tetep nitip tas ( jam check out 12.00 wita), nggak mungkin kan keliling bawa gendongan ransel kita. Mau buka kamar lagi ya ogah, lah Bus kita jam 9 malam. Jadi kita putuskan sekalian check out di jam 09.00 Wita karena jam 12 dipastikan kita masih beredar.
Tujuan pertama kita adalah Lokomata. Sepertinya ini adalah hari yang “embuh”-lah untuk kita berdua pemirsa. Kitaorang sudah hampir dua jam naik dan muter2 di perbukitan,tapi tak nemu-nemu si Lokomata, mana kalo Tanya warga selalu dijawab “di depan itu…di depan..lurus aja terus”, haduh nggak paham sama kata “depan” dalam pandangan warna toraja selatan ini. Eh tapi mereka baik lo…waktu kita lewat jalan itu ada anak2 SMP yang ala-ala genk motor. Salah satunya bilang gini, “kita kasih lewat jalan dulu itu tamu” begitu yangh tertangkap lubang telingaku yang mulai kedinginan.
Setelah kita tetap berjalan lurus, kita Tanya lagi (posisi kita udah di paling puncak ini, banyak kabut-kabut), Lokomata ada di bawah kata orang itu. Kerennya lagi adalah argument dia yang berikutnya, begini….” Ini sudah dipucuk kakak, jalan sudah habis, kalo kao terus tak ada jalan, mentok di jurang, teeebing”. Ok, kita pun menuruni bukit dengan sepeda yang kita sewa seharga 80rb dan cm sampek jam 6 sore. Bujubuneee ternyata yang namanya Lokomata adalah batu gede yang sudah kita lewati dua kali, ya gimana nggak ada tulisan Lokomata pemirsa. Ini nih si Lokomata.


Gak ada tulisan LOKOMATA

Percayalah....dingin pemirsa
Nah berdasarkan peta, dari lokomata turun sedikit ke Batutumonga ( Negeri di atas awan), ini “embuh” lagi. Kita lelah, letih, mencari batutumonga yang tak kunjung kita temukan. Dan akhirnya kitapun menyadari kebodohan kita, yang namanya batutumonga itu nama daerah bukan nama tempat, yang tadi kita puter-puterin, itulah batutumonga hahaha. Kalo mau nemu kabut yang sempurna itu kudu pagi, karena kita udah kesiangan, dapatnya macam ni:
Kabutnya mulai naik-turun

viewnya ok banget ya *batutumonga
abaikan orangnya
Dari batutumonga kita mampir ke babygrave, Cuma bentar banget. Serem sih…sepi pula. Habis gitu langsung meluncur menuju Bori !!!1 yeay!. Dan inilah si Bori itu;

baby grave, Jenazah bayi ada di dalam lubang pohon itu ( aku sudah ngintip)
tangga menuju baby grave
BORI 1
BORI 2

BORI 3
Dari Bori sebelumnya kita berniat pengen ke Kampung Tenun, kita sudah mencoba, kita sudah berusaha tapi nggak ketemu L.Yasudah kita balik ke kota, saatnya hunting kopi toraja dan oleh-oleh. Kita keluar masuk pasar, berasa warga toraja asli, kita bahkan sudah fasih dialek mereka yang hampir-hampir mirip MO PAPUA hahaha.
Pukul 18.00, kita balikin sepeda motor, ambil tas dan say goodbye pada Wisma Monika, lantas ke rumah makan yang berada tepat di sebelah Wisma Monika “Restaurant Mambo” dari awal datang sampai mau pulang kita makannya cuma di sini, karena tempatnya bersih, masakannya enak, dan harga bersahabat dan yang paling penting posisi geografisnya tepat di sebelah penginapan kita.

Eh pemirsa, kali ini kita balik ke Makassar bukan sama si Bintang Prima. Kita ngicip bis mahal yang katanya sudah kayak bus jepang. Ini gambar Bisnya;

BIS MAHAL
RANTE PAO-TANA TORAJA
DAY 3 : 12 Juni 2016-MAKASSAR

Kita sampai Makassar jam 5 pagi, lalu kita numpang istirahat di Kantor Kompas Makassar ( fasilitas lengkap, nyaman, gratis pula) siapa yang bisa nolak hahaha. Kita tidur sampai jam 11.00, lalu ke Losari dan beli oleh-oleh di sana. Pesawat kita jam 05.30, langit senja dari pesawat indah banget, ahhhh sudahlah Saatnya pulang !! Alhamdulillah.Sedikit oleh-oleh dari Makassar.......