Dear traveler…terutama yang masih pemula macam saya :D
Masih hangat diingatan saya
tentang pelajaran geografi dan kewarganegaraan saat masih duduk dibangku SMP.
Guru saya menjelaskan tentang salah satu daerah di belahan bumi bagian
Sulawesi, tepatnya Tana Toraja…tapi kali ini saya bukan ingin membahas toraja
dari segi ilmu kewarganegaraan maupun geografi loh. Ya…tentang adat dan budaya
mereka yang unik, dari dulu penasaran pengen kesana, dan ALHAMDULILLAH tanggal
9-12 Juni 2016 kemarin, diberi kesempatan oleh Allah main ke toraja. Tanpa ada
niat pamer ya teman…hanya sekedar berbagi cerita. Dan inilah sepenggal
perjalanan saya di Tana Toraja.
*Itinary lengkap bisa copas link di bawah ini ya
https://drive.google.com/open?id=0B4zngAbvUFYhb1ZxdThpTXlJQzg
09 Juni 2016 _FLIGHT SBY-UPG
Jauh sebelum berangkat, bersama
rekan saya Mbak Ignasia Loyola ( mama oyo), kita sudah menyusun Itin yang
lumayan lengkap dan rapi. Mulai dari plan A,B, bahkan C sudah dibuat agar
selama trip waktu kita benar-benar maksimal. Nah, kita ambil penerbangan pagi
pukul 05.30 WIB, kemudian sampai di Bandara Hassanudin pukul 08.00 WITA
(selisih 1 jam pemirsa, jamku masih jam 07.00 WIB), pesawatnya ontime banget!.
Mengingat BUS ke Toraja jam 09.00 WITA, kita buru-buru meninggalkan Bandara
dengan taksi BSW menuju pool bis Bintang Prima. Ada banyak pilihan bis, lihat
di mailist aja sebelum mutusin pake bis yang mana, karena di mailist kan paling
update dan paling apa adanya ceritanya orang-orang :D. Intinya sih, bisnya ok2
kok, gak ada yang bocel-bocel macam Damri ato Kopaja. Mulus-mulus.Oia, dari Bandara ke Pool bis nggak terlalu jauh kok, butuh waktu kira-kira 20 menitanlah ( dengan taksi, kondisi jalan ramai lancar).
|
Dan inilah tiket kita, Makassar-Toraja |
|
Ini bis yang akan nganter kita ke Toraja
|
Dan ini adalah wajah rembes kita, kursinya enak bisnya lebar, di bawahnya ada semacam bantalan biar kaki nggak menggantung ( nggak enak kan digantung hehehee) |
|
bisnya molor setengah 10. Kita
memutuskan naik bis Bintang Prima. Karena kalo gak salah pool bisnya paling
dekat sama Bandara. Perjalanan berangkat ini memang disarankan ambil pagi,
karena pemandangannya keren banget, kanan bukit-bukit tinggi, kiri pantai.
Benar-benar membuat mata nggak rela mau merem. Nah, selama naik bis ada 1
pemberhentian, kesempatan untuk makan. Saranku mendiang nggak usah makan,
karena selain mahal, makanannya juga nggak enak ( menurutku loh!), mending
sedia makanan di tas yang siap ngganjel perut.
Pukul 18.30 kita sampai di Toraja, tepatnya di kota RantePao (pusat kota Toraja) . Total perjalanan Bis 10 jam. Kita lantas menuju penginapan yang sudah kita book sebelumnya “WISMA MONIKA”.
|
kita bisa santap nasi goreng dan roti bakar tiap pagi di sini *FREE |
DAY 1 : 10 Juni 2016-TORAJA UTARA
Pagi Toraja….!! Sarapan dulu
sebelum keliling, mumpung penginapan nyediain sarapan. Kan lumayan nggak perlu
keluar budget makan pagi. Eh, si Bapak pemilik wisma monika baik loh, kita
dibuatin peta wisata dadakan. Ya selanjutnya aku sama temenku kelilingnya
mengacu pada peta itu.
Kunjungan kita di mulai dari
Makale (Toraja Utara), tepatnya Burake. Itu patung Jesus dan Bunda Maria yang
konon patung Jesusnya itu 5 meter lebih tinggi dari yang ada di Brazil. Di sana
banyak orang muslim kok, termasuk aku. Jadi jangan berpikir merasa minoritas.
Lagipula warga Toraja itu ramah dan seolah bangga banget ada pengunjung yang
datang ke “rumah” mereka. Dan ini beberapa jepretan dari Burake;
|
Akses jalan menuju patung |
|
Pintu Gerbang Burake (kalo udah nemu ini, dijamin jalan anda benar) |
|
itu patung Bunda Maria, bagi kalian yang non muslim bisa sekalian berwisata religi |
|
Jadi, akses menuju ke patung ada 2 jalan, bisa lewat jalan ini (dari belakang patung), jalannya masih ancur pemirsa |
|
ini pemandangan di sekitar patung Bunda Maria, hmmm sejuk di mata ya....... |
|
view yang sama dengan sebelumnya tapi dengan kamera yang berbeda |
|
Nah, jalan yang ada 2 yang kumaksud, inilah jalan lain di bagian depan, berupa anak tangga yang panjang banget (lumayan bakar kalori) |
Dari Burake, kita geser sedikit
ke Lemo. Htm semua wisata rata-rata Rp. 10.000, jadi aku sama temenku sedari
awal sudah sediain pecahan 5rb dan 10rb. Lemo itu apa? Kuburan pasti
(huuuu…serem), jadi jenazah-jenazah itu pada duduk di tebing gitu, ada saatnya
jenazah itu bajunya diganti juga loh. Itu para jenazah yang sudah melalui
sebuah upacara, yang membutuhkan puluhan bahkan ratusan kerbau/sapi. Bagi yang
belum ada dana, jenazah tetap di rumah, diperlakukan seperti orang yang masih
hidup. Bahkan ada jenazah yang masa tunggunya sekitar 30 tahun (tentu diawetkan
dengan cara mereka). Ini beberapa jepretan dari Lemo;
|
bukti otentik 1 ( hoi kita di LEMO) |
|
bukti otentik 2 |
|
Bukti otentik 3 :D |
Eh pemirsa, kita ada sedikit
intermezzo. Kita traveler ala-ala yang nggak patut ditiru, masuk segala wahana
wisata tanpa tahu itu di sana ada apa hahaha. Jadi kan kita masuk ke Londa, mau
googling nggak ada sinyal pemirsa. Pas kita Tanya penjaganya (loketnya gak ada
orang jadi kita main masuk), ada orang di warung-warung gitu, waktu kita Tanya Londa
itun apaan, orang itu langsung jawab dengan dialek khas toraja “sebentar, kita
ambil lampu dulu” wah…jangan2 Londa adalah sebuah gua, dan ternyata benar, jadi
kita sama-sama undur diri dengan santun dan elegan hahaha kita berdua sama-sama
nggak berani masuk gua hahaha jadi kalo Tanya kita tentang Londa, kita hanya
bisa jawab Londa adalah Goa, udah gitu aja :D
Saatnya ke Kete Kesu, jajaran
tongkonan yang Toraja banget. Eh aku cerita sedikit soal hawa di toraja, sejuk
mamen. Kalo panas dikit lantas gerimis romantic, lalu sejuk lagi, gitu terus.
Entah setiap harinya gitu atau kebetulan pas aku kesana sedang musim sejuk
torajanya hehehe. Aku pamerin aja si Kete Kesunya, kalo mau tahu sejarah atau
seluk beluknya geser ke Wikipedia aja ya pemirsa :D.
|
Kiteorang belum siap, sudah ke jepret, tapi tak apa,,,,,bagus |
|
Assalamualaikum Toraja |
|
abaikan orangnya |
DAY 2 : 11 Juni 2016-TORAJA SELATAN
Sesudah sarapan, kita meluncur
menuju Toraja bagian selatan. Nah sebelumnya kita sekalian check out tapi kita
tetep nitip tas ( jam check out 12.00 wita), nggak mungkin kan keliling bawa
gendongan ransel kita. Mau buka kamar lagi ya ogah, lah Bus kita jam 9 malam.
Jadi kita putuskan sekalian check out di jam 09.00 Wita karena jam 12
dipastikan kita masih beredar.
Tujuan pertama kita adalah
Lokomata. Sepertinya ini adalah hari yang “embuh”-lah untuk kita berdua
pemirsa. Kitaorang sudah hampir dua jam naik dan muter2 di perbukitan,tapi tak
nemu-nemu si Lokomata, mana kalo Tanya warga selalu dijawab “di depan itu…di
depan..lurus aja terus”, haduh nggak paham sama kata “depan” dalam pandangan
warna toraja selatan ini. Eh tapi mereka baik lo…waktu kita lewat jalan itu ada
anak2 SMP yang ala-ala genk motor. Salah satunya bilang gini, “kita kasih lewat
jalan dulu itu tamu” begitu yangh tertangkap lubang telingaku yang mulai
kedinginan.
Setelah kita tetap berjalan
lurus, kita Tanya lagi (posisi kita udah di paling puncak ini, banyak
kabut-kabut), Lokomata ada di bawah kata orang itu. Kerennya lagi adalah
argument dia yang berikutnya, begini….” Ini sudah dipucuk kakak, jalan sudah
habis, kalo kao terus tak ada jalan, mentok di jurang, teeebing”. Ok, kita pun
menuruni bukit dengan sepeda yang kita sewa seharga 80rb dan cm sampek jam 6
sore. Bujubuneee ternyata yang namanya Lokomata adalah batu gede yang sudah
kita lewati dua kali, ya gimana nggak ada tulisan Lokomata pemirsa. Ini nih si
Lokomata.
|
Gak ada tulisan LOKOMATA |
|
Percayalah....dingin pemirsa |
Nah berdasarkan peta, dari
lokomata turun sedikit ke Batutumonga ( Negeri di atas awan), ini “embuh” lagi.
Kita lelah, letih, mencari batutumonga yang tak kunjung kita temukan. Dan
akhirnya kitapun menyadari kebodohan kita, yang namanya batutumonga itu nama
daerah bukan nama tempat, yang tadi kita puter-puterin, itulah batutumonga
hahaha. Kalo mau nemu kabut yang sempurna itu kudu pagi, karena kita udah
kesiangan, dapatnya macam ni:
|
Kabutnya mulai naik-turun |
|
viewnya ok banget ya *batutumonga |
|
abaikan orangnya |
Dari batutumonga kita mampir ke
babygrave, Cuma bentar banget. Serem sih…sepi pula. Habis gitu langsung
meluncur menuju Bori !!!1 yeay!. Dan inilah si Bori itu;
|
baby grave, Jenazah bayi ada di dalam lubang pohon itu ( aku sudah ngintip) |
|
tangga menuju baby grave |
|
BORI 1 |
|
BORI 2 |
|
BORI 3 |
Dari Bori sebelumnya kita berniat
pengen ke Kampung Tenun, kita sudah mencoba, kita sudah berusaha tapi nggak
ketemu L.Yasudah
kita balik ke kota, saatnya hunting kopi toraja dan oleh-oleh. Kita keluar
masuk pasar, berasa warga toraja asli, kita bahkan sudah fasih dialek mereka
yang hampir-hampir mirip MO PAPUA hahaha.
Pukul 18.00, kita balikin sepeda
motor, ambil tas dan say goodbye pada Wisma Monika, lantas ke rumah makan yang
berada tepat di sebelah Wisma Monika “Restaurant Mambo” dari awal datang sampai
mau pulang kita makannya cuma di sini, karena tempatnya bersih, masakannya
enak, dan harga bersahabat dan yang paling penting posisi geografisnya tepat di
sebelah penginapan kita.
Eh pemirsa, kali ini kita balik
ke Makassar bukan sama si Bintang Prima. Kita ngicip bis mahal yang katanya
sudah kayak bus jepang. Ini gambar Bisnya;
BIS MAHAL
|
RANTE PAO-TANA TORAJA |
DAY 3 : 12 Juni 2016-MAKASSAR
Kita sampai Makassar jam 5 pagi,
lalu kita numpang istirahat di Kantor Kompas Makassar ( fasilitas lengkap,
nyaman, gratis pula) siapa yang bisa nolak hahaha. Kita tidur sampai jam 11.00,
lalu ke Losari dan beli oleh-oleh di sana. Pesawat kita jam 05.30, langit senja
dari pesawat indah banget, ahhhh sudahlah Saatnya pulang !! Alhamdulillah.Sedikit oleh-oleh dari Makassar.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar